Oleh: Novita Sari
Judul ini saya buat karena menyangkut dengan pengalaman pribadi saya
bersama karya sastra yang pernah di buat oleh DAM. Karya-karya DAM
telah menjadi guru dalam langkahku mengenal sastra. Awalnya saya hanya
mengenal karya sastra seperti puisi, sebelum kenal dengan DAM dan
karya-karyanya, saya banyak membuat karya sastra seperti puisi, namun
puisi yang saya buat tidak seindah puisi yang saya buat setelah mengenal
DAM dan karya-karyanya.
Apakah yang menarik dari puisi ? puisi selalu menawarkan daya tarik
berupa tawaran dunia fantasi yang diolah berdasarkan diksi, imajinasi,
dan kontemplasi serta tersaji sebagai teks yang menjadi “tanda-tanda
zaman”. Setiap puisi tentu terdapat diksi, yakni pilihan data yang
dilakukan oleh penyair. Penyair “setengah mati” mempertaruhkan diri
dalam memilih kata yang secara tepatdapat mengabdikan pengalaman dan
perasaannya kedalam teks puisi.
Pengertian puisi menurut Waluyo (1995:23) mengatakan
“puisi merupakan bentuk kesusasteraan yang menggunakan pengulangan
suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata tersebut menghasilkan rima,
irama atau ritme.” Sedangkan Menurut Tarigan (1984:4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeisis” yang berarti penyair. Sedangkan dalam bahasa Inggris, puisi disebut dengan istilah “poem”
yang berarti syair atau sajak. Arti ini lama-kelamaan dipersempit ruang
lingkupnya menjadi ”hasil sastra yang kata-katanya disusun menurut
syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata
kiasan”.
Puisi-puisi yang di buat oleh Dimas Arika Mihardja termasuk puisi
liris inilah beberapa puisi DAM yang memiliki berbagai tema seperti tema
personal, sosial dan religius, puisi ini saya kaji berdasarkan
analisis, interpretasi, dan evaluasi:
Contoh puisi personal
AKU MEMANGGIL NAMAMU IBU
(Dimas Arika Mihardja)
setiap debur rindu, aku memanggil namamu dengan gigil bahasa kalbu : ibu
bagai mana bisa aku bagai mana bisa aku mengubur wajah cerah penuh gairah mencinta ? ibu,
jika riak menjadi ombak dan ombak menggelombangkan rasa sayang
ku panggil sepenuh sepenuh gigil hanya namamu. Saat sampan dan perahu melaju
di tengah cuaca tak menentu engkaulah bandar, tempat nyaman bagai sampan
bersandar sebab di matamu ada mercusuar berbinar
jalan terjal berliku adalah lekuk tubuh ibu yang mengajarkan kesabaran
rindang pohon di sepanjang tulang mengingatkan hangat dekap di dadamu
deru lalu lintas jalanan, ramburambu dan simpang
lampu adalah nasihat yang selalu mengobarkan semangat berjihad
aku memanggil namamu ibu
sebab waktu tak lelah mengasuh dan membasuh peluh
aku memanggul namamu ibu
sebab segala lagu sebab segala lugu mengombak dibibirmu
aku selalu memanggil dan memanggul namamu :
ibu !
Bengkel puisi swadaya mandiri, Jambi 17 mei 2010
Dari judul puisi diatas yang berjudul “AKU MEMANGGIL NAMAMU IBU “
menurut saya dari judul puisi ini pengarang menggambarkan sosok seorang
ibu yang memiliki peranan penting terhadap anaknya. Pada baris pertama
puisi ini yaitu “ setiap debur rindu, aku memanggil namamu dengan gigil
bahasa kalbu : Ibu ! “ menurut saya pengarang menggambarkan sosok ibu
yang merupakan orang yang paling berarti dalam hidup kita, karena
ibulah yang melahirkan kita kedunia dan menjadikan kita ada didunia
ini.
Pada baris kedua puisi ini yaitu “ bagaimana bisa aku mengubur wajah
cerah penuh gairah mencinta ? Ibu, jika riak menjadi ombak dan ombak
menggelorakan rasa sayang kupanggil sepenuh gigil hanya namamu “,
menurut saya pengarang menggambarkan sosok seorang ibu adalah tempat
dimana kita mengungkapkan keluh-kesah yang dirasakan serta tempat dimana
kita mencurahkan segenap rasa yang ada dalam jiwa, ibu juga dapat
dijadikan teman, sahabat untuk kita.
Pada bait terakhir puisi ini yaitu “ aku memanggil namamu Ibu, sebab
waktu tak lelah mengasuh dan membasuh peluh, aku memanggul namamu ibu,
sebab segala lagu mengombak di bibirmu, aku selalu memanggil dan
memanggul namamu : ibu ! “ menurut saya pengarang menggambarkan bahwa
sosok seorang ibu itu selalu ada direlung hati anaknya, ibulah yang
telah berkorban banyak demi merawat, mendidik, dan membesarkan kita
dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan, nama ibu dan pengorbanannya
akan selalu dikenang oleh anaknya sampai akhir hayatnya dialah ibu yang
paling ia sayang.
Di nilai secara interpretasinya puisi diatas berjudul “ Aku Memanggil
Namamu Ibu “dari judulnya ada dugaan bahwa puisi ini bertemakan puisi
sosial, dan ada dugaan juga bahwa puisi ini tergolong prismatis, dari
judul puisi ini dapat kita gambarkan bahwa seorang ibu sangat berperan
penting terhadap anak-anaknya. Karena pengarang lebih dominan
menggunakan kata konotatif. Seperti pada bait kedua “ rindang pohon di
sepanjang tulang mengingatkan hangat dekap didadamu “, dari kata
tersebut dapat menimbulkan berbagai arti dan makna yang tersirat disana
karena kata itu menggunakan ungkapan tidak langsung atau kiasan.
Puisi ini juga mempunyai banyak keindahan kata yang digunakan
pengarang dalam menulis puisi ini, seperti puisi yang ada dibait ketiga
yaitu “aku memanggul namamu ibu sebab segala lagu mengombak dibibirmu
aku selalu memanggil dan memanggul namamu: ibu ! “ disini pengarang
banyak menggunakan kata konotatif, sehingga membuat puisi ini tidak
langsung bisa dipahami pembaca apabila pembaca hanya sekedar atau
sekilas saja membacanya.
Puisi ini mempunyai makna yang sangat dalam, karena dalam puisi ini
pengarang menggambarkan betapa berartinya perjuangan seorang ibu
terhadap anaknya, yang telah memberikan kasih sayang, membesarkan,
mengandung, melahirkan, serta merawat dengan penuh pengorbanan.
Dari analisis dan interpretasi diatas dapat disimpulkan bahwa puisi
yang berjudul “ aku memanggil namamu ibu “ ini termasuk kedalam puisi
yang bertemakan personal, kemudian puisi ini juga tergolong prismatis
karena pengarangnya lebih dominan menggunakan kata berkonotatif, ini
dapat dilihat pada bait kedua puisi ini yaitu “ rindang pohon di
sepanjang tulang mengingatkan hangat dekap didadamu “, dari kata
tersebut dapat menimbulkan berbagai arti dan makna yang tersirat karena
kata itu menggunakan ungkapan tidak langsung atau kiasan.
Puisi ini menggambarkan sosok ibu yang merupakan seseorang yang
paling berarti dalam hidup anaknya, karena ibulah yang melahirkan
anaknya kedunia dan menjadikan anaknya ada didunia ini, dan sosok
seorang ibu adalah tempat dimana kita mengungkapkan keluh-kesah yang
dirasakan serta tempat dimana kita mencurahkan segenap rasa yang ada
dalam jiwa, ibu juga dapat dijadikan teman, sahabat untuk kita.
contoh puisi yang bertemakan sosial
CANDI MUARO JAMBI
(Dimas Arika Mihardja)
batu bata tersusun
kata dan doa tertimbun
ilalang bergoyang
pendatang manyun
agustus, 2010
Dari judul puisi diatas yaitu “ CANDI MUARO JAMBI “ menurut saya
pengarang mengambil judul ini untuk menggambarkan keadaan candi yang
berada didaerah muaro Jambi. Pada baris pertama puisi ini yaitu “ batu
bata tersusun “ menurut saya dari kata ini pengarang menggambarkan
bentuk candi muaro Jambi yang tersusun dari batu bata.
Pada baris kedua puisi ini yaitu “ kata dan doa tertimbun “ menurut
saya dari kata ini pengarang menggambarkan bahwa telah musnahnya
ucapan-ucapan dan harapan-harapan indah dari para pendatang yang
berkunjung kecandi itu.
Pada baris ketiga puisi ini yaitu “ ilalang bergoyang “ menurut saya dari kata ini
pengarang menggambarkan keadaan atau situasi yang ada disekitar candi
muaro Jambi yang dikelilingi atau dipenuhi rumput ilalang yang tumbuh
tinggi dan bergoyang ditiup angin sehingga mengesankan keadaan candi
itu tidak bersih dan jarang dirawat.
Pada baris keempat puisi ini yaitu “ pendatang pun manyun “ menurut
saya dari kata ini pengarang menggambarkan ekspresi para pengunjung
yang datang dicandi muaro Jambi itu. Ekspresi para pengunjung ini
ditujukan pada masyarakat disana yang tidak mempedulikan kebersihan dan
keindahan candi tersebut, yang mana candi tersebut adalah salah satu
kekayaan dan peninggalan bersejarah yang diwariskan kepada masyarakat
muaro Jambi.
Di nilai dari interpretasinya puisi diatas berjudul “ CANDI MUARO
JAMBI “ dari judul tersebut ada dugaan bahwa puisi ini bertema sosial,
dan ada dugaan bahwa puisi ini tergolong prismatis. Karena pengarang
menggunakan kata konotatif dalam isi puisinya.
Puisi ini menggambarkan keadaan candi muaro jambi yang dapat dilihat
dari judulnya terlebih dahulu. Kemudian menurut analisis diatas, isi
puisi ini menggambarkan bentuk candi yang tersusun dari batu bata, yang
kemudian menggambarkan bahwa telah musnahnya ucapan-ucapan dan
harapan-harapan indah dari para pendatang yang berkunjung kecandi itu.
Pada baris selanjutnya puisi ini menggambarkan suasana atau keadaan
yang ada dicandi itu, ditumbuhi dengan rumput ilalang yang tinggi
sehingga bergoyang-goyang ketika diterpa angin atau ditiup angin, ini
membuat keadaan candi menjadi menjadi tidak indah. Kemudian pada baris
terakhir puisi ini menggambarkan ekspresi para pengunjung yang datang
kecandi itu, dengan penuh kekecewaan terhadap masyarakat disana yang
tidak pernah merawat dan menjaga keindahan candi itu.
Dari analisis dan interpretasi diatas
dapat disimpulkan bahwa puisi yang berjudul “ CANDI MUARO JAMBI “ ini
bertemakan sosial dan puisi ini juga dapat di golongkan kedalam puisi
prismatis karena pengarang menggunakan kata konotatif yang dapat dilihat
dari puisi ini dibaris kedua yaitu “ kata dan doa tertimbun “.
Puisi ini juga menggambarkan keadaan candi muaro jambi yang kurang
diperhatikan keindahannya dan kebersihannya oleh masyarakat dan
pemerintahannya. Sehingga membuat para pengunjung yang datang kesana
dengan niat menikmati keindahan alam dan melihat peninggalan bersejarah
yang berada didaerah muaro Jambi itu kecewa dan tidak semangat lagi
untuk menikmati keindahan itu.
Contoh puisi yang bertemakan religius
DZIKIR
(Dimas Arika Mihardja)
kueja makna kata-Nya
penuh damba
siasia sembunyikan
air mata
duka dihadapan-Nya
maha sempurna
1993
Dari judul puisi diatas yaitu “ DZIKIR “ menurut saya pengarang
mengambil judul ini untuk menggambarkan seseorang yang sedang melapaskan
pujian-pujian terhadap Allah lewat lantunan ayat-ayat suciNya.
Pada baris pertama puisi ini yaitu “ kueja makna kataNya penuh damba
“, menurut saya pengarang disini menggambarkan bahwa seseorang itu
sedang membaca ayat-ayat suci seperti al-qur’an dan pujian-pujian yang
ditujukan kepada Allah.
Pada baris kedua puisi ini yaitu kata “ penuh damba ”, menurut saya
pengarang menggambarkan puisi iniuntuk mengungkapkan perasaan yang penuh
kerinduan kepada Allah.
Pada baris ketiga puisi ini yaitu “siasia sembunyikan air mata”,
menurut saya disini pengarang menggambarkan bahwa tidak ada gunanya kita
menahan air mata atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, karena
penyesalan selalu datang belakangan.
Pada baris keempat puisi ini yaitu “duka di hadapan-nya” menurut saya
pengarang menggambarkan sosok seseorang yang menyesali segala salah
dan dosanya yang selama ini dilakukannya kepada Allah.
Pada baris ke lima puisi ini yaitu “maha sempurna” disini pengarang
menggambarkan bahwa Allahlah yang maha segalanya, dan suatu kesempurnaan
itu hanya milik milik Allah semesta.
Dinilai dari interpretasinya puisi diatas berjudul “ DZIKIR “ dari
judul puisi diatas ada dugaan bahwa puisi tersebut bertemakan religius
yang bersifat keagamaan, kemudian puisi ini juga diduga tergolong diafan
karena pada setiap baris yang ada didalam puisi tersebut dapat dengan
mudah dipahami oleh pembaca.
Puisi ini menggambarkan seseorang yang sedang membaca aya-ayat suci
al-quran dan berdzikir memuji nama Allahnya untuk memohon ampunan atas
segala perbuatan yang dilakukannya terhadap Allah, karena dia menyadari
bahwa kesempurnaan hanya milik Allah semata, dalam dzikirnya dia tak
kuasa menahan air mata, karena sedih yang dia rasa sangat dalam.
Dari analisis dan interpretasi diatas dapat disimpulkan bahwa puisi
yang berjudul “ DZIKIR “ ini bertemakan religius karena dari judul saja
sudah terarah keunsur keagamaan, dan juga puisi ini tergolong diafan
karena puisi ini apabila dibaca oleh seseorang maka akan mudah mereka
mengartikan maksud dari isi puisi ini.
Puisi yang berjudul “ DZIKIR “ ini menggambarkan tentang seseorang
yang sedang menyesali perbuatannya,serta kesalahannya kepada Allah dan
ingin memohon ampun dari Allah, dengan cara berdzikir dan membaca
ayat-ayat suci Al-qur’an, sehingga dia tak kuasa untuk menahan air
matanya, dia menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.
Jambi, 22 maret 2013
Hanya bisa membuat pantun cinta
BalasHapus