Jumat, 22 Maret 2013

MELANGKAH BERSAMA KARYA DIMAS ARIKA MIHARDJA

Oleh: Novita Sari

Judul ini saya buat karena menyangkut dengan pengalaman pribadi saya bersama karya sastra yang pernah di buat oleh DAM. Karya-karya DAM telah menjadi guru dalam langkahku mengenal sastra. Awalnya saya hanya mengenal karya sastra seperti puisi, sebelum kenal dengan DAM dan karya-karyanya, saya banyak membuat karya sastra seperti puisi, namun puisi yang saya buat tidak seindah puisi yang saya buat setelah mengenal DAM dan karya-karyanya.


Apakah yang menarik dari puisi ? puisi selalu menawarkan daya tarik berupa tawaran dunia fantasi yang diolah berdasarkan diksi, imajinasi, dan kontemplasi serta tersaji sebagai teks yang menjadi “tanda-tanda zaman”. Setiap puisi tentu terdapat diksi, yakni pilihan data yang dilakukan oleh penyair. Penyair “setengah mati” mempertaruhkan diri dalam memilih kata yang secara tepatdapat mengabdikan pengalaman dan perasaannya kedalam teks puisi.

Pengertian puisi menurut Waluyo (1995:23)  mengatakan “puisi merupakan bentuk kesusasteraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata tersebut menghasilkan rima, irama atau ritme.” Sedangkan Menurut Tarigan (1984:4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeisis” yang berarti penyair. Sedangkan dalam bahasa Inggris, puisi disebut dengan istilah “poem” yang berarti syair atau sajak. Arti ini lama-kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi ”hasil sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan”.

Puisi-puisi yang di buat oleh Dimas Arika Mihardja termasuk puisi liris inilah beberapa puisi DAM yang memiliki berbagai tema seperti tema personal, sosial dan religius, puisi ini saya kaji berdasarkan analisis, interpretasi, dan  evaluasi:


Contoh puisi personal

 AKU MEMANGGIL NAMAMU IBU
(Dimas Arika Mihardja)

setiap debur rindu, aku memanggil namamu dengan gigil bahasa kalbu : ibu
bagai mana bisa aku bagai mana bisa aku mengubur wajah cerah penuh gairah mencinta ? ibu,
jika riak menjadi ombak dan ombak menggelombangkan rasa sayang
ku panggil sepenuh sepenuh gigil hanya namamu. Saat sampan dan perahu melaju
di tengah cuaca tak menentu engkaulah bandar, tempat nyaman bagai sampan
bersandar sebab di matamu ada mercusuar berbinar


jalan terjal berliku adalah lekuk tubuh ibu yang mengajarkan kesabaran
rindang pohon di sepanjang tulang mengingatkan hangat dekap di dadamu
deru lalu lintas jalanan, ramburambu dan simpang
lampu adalah nasihat yang selalu mengobarkan semangat berjihad

aku memanggil namamu ibu
sebab waktu tak lelah mengasuh dan membasuh peluh
aku memanggul namamu ibu
sebab segala lagu sebab segala lugu mengombak dibibirmu
aku selalu memanggil dan memanggul namamu :
ibu !


Bengkel puisi swadaya mandiri, Jambi 17 mei 2010



Dari judul puisi diatas yang berjudul “AKU MEMANGGIL NAMAMU IBU “ menurut saya dari judul puisi ini pengarang menggambarkan sosok seorang ibu yang memiliki peranan penting terhadap anaknya. Pada baris pertama puisi ini yaitu “ setiap debur rindu, aku memanggil namamu dengan gigil bahasa kalbu : Ibu ! “ menurut saya pengarang menggambarkan sosok ibu yang merupakan orang yang paling berarti dalam hidup kita, karena ibulah yang melahirkan kita kedunia dan menjadikan kita ada didunia ini.

Pada baris kedua puisi ini yaitu “ bagaimana bisa aku mengubur wajah cerah penuh gairah mencinta ? Ibu, jika riak menjadi ombak dan ombak menggelorakan rasa sayang kupanggil sepenuh gigil hanya namamu “, menurut saya pengarang menggambarkan sosok seorang ibu adalah tempat dimana kita mengungkapkan keluh-kesah yang dirasakan serta tempat dimana kita mencurahkan segenap rasa yang ada dalam jiwa, ibu juga dapat dijadikan teman, sahabat untuk kita.

Pada bait terakhir puisi ini yaitu “ aku memanggil namamu Ibu, sebab waktu tak lelah mengasuh dan membasuh peluh, aku memanggul namamu ibu, sebab segala lagu mengombak di bibirmu, aku selalu memanggil dan memanggul namamu : ibu ! “ menurut saya pengarang menggambarkan bahwa sosok seorang ibu itu selalu ada direlung hati anaknya, ibulah yang telah berkorban banyak demi merawat, mendidik, dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan, nama ibu dan pengorbanannya akan selalu dikenang oleh anaknya sampai akhir hayatnya dialah ibu yang paling ia sayang.


Di nilai secara interpretasinya puisi diatas berjudul “ Aku Memanggil Namamu Ibu “dari judulnya ada dugaan bahwa puisi ini bertemakan puisi sosial, dan ada dugaan juga bahwa puisi ini tergolong prismatis, dari judul puisi ini dapat kita gambarkan bahwa seorang ibu sangat berperan penting terhadap anak-anaknya. Karena pengarang lebih dominan menggunakan kata konotatif. Seperti pada bait kedua “ rindang pohon di sepanjang tulang mengingatkan hangat dekap didadamu “, dari kata tersebut dapat menimbulkan  berbagai arti dan makna yang tersirat disana karena kata itu menggunakan ungkapan tidak langsung atau kiasan.

Puisi ini juga mempunyai banyak keindahan kata yang digunakan pengarang dalam menulis puisi ini, seperti puisi yang ada dibait ketiga yaitu “aku memanggul namamu ibu sebab segala lagu mengombak dibibirmu aku selalu memanggil dan memanggul namamu: ibu ! “ disini pengarang banyak menggunakan kata konotatif, sehingga membuat puisi ini tidak langsung bisa dipahami pembaca apabila pembaca hanya sekedar atau sekilas saja membacanya.

Puisi ini mempunyai makna yang sangat dalam, karena dalam puisi ini pengarang menggambarkan betapa berartinya perjuangan seorang ibu terhadap anaknya, yang telah memberikan kasih sayang, membesarkan, mengandung, melahirkan, serta merawat dengan penuh pengorbanan.

Dari analisis dan interpretasi diatas dapat disimpulkan bahwa puisi yang berjudul “ aku memanggil namamu ibu “ ini termasuk kedalam puisi yang bertemakan personal, kemudian puisi ini juga tergolong prismatis karena pengarangnya lebih dominan menggunakan kata berkonotatif, ini dapat dilihat pada bait kedua puisi ini yaitu “ rindang pohon di sepanjang tulang mengingatkan hangat dekap didadamu “, dari kata tersebut dapat menimbulkan berbagai arti dan makna yang tersirat karena kata itu menggunakan ungkapan tidak langsung atau kiasan.

Puisi ini menggambarkan sosok ibu yang merupakan seseorang yang paling berarti dalam hidup anaknya, karena ibulah yang melahirkan anaknya kedunia dan menjadikan anaknya ada didunia ini, dan sosok seorang ibu adalah tempat dimana kita mengungkapkan keluh-kesah yang dirasakan serta tempat dimana kita mencurahkan segenap rasa yang ada dalam jiwa, ibu juga dapat dijadikan teman, sahabat untuk kita.

 
contoh puisi yang bertemakan sosial

CANDI MUARO JAMBI 
(Dimas Arika Mihardja)

batu bata tersusun
kata dan doa tertimbun
ilalang bergoyang
pendatang manyun


agustus, 2010



Dari judul puisi diatas yaitu “ CANDI MUARO JAMBI “ menurut saya pengarang mengambil judul ini untuk menggambarkan keadaan candi yang berada didaerah muaro Jambi. Pada baris pertama puisi ini yaitu “ batu bata tersusun “ menurut saya dari kata ini pengarang menggambarkan bentuk candi muaro Jambi yang tersusun dari batu bata.

Pada baris kedua puisi ini yaitu “ kata dan doa tertimbun “ menurut saya dari kata ini pengarang menggambarkan bahwa telah musnahnya ucapan-ucapan dan harapan-harapan indah dari para pendatang yang berkunjung kecandi itu.

Pada baris ketiga puisi ini yaitu “ ilalang bergoyang “ menurut saya dari kata ini
pengarang menggambarkan keadaan atau situasi yang ada disekitar candi muaro Jambi yang dikelilingi atau dipenuhi rumput ilalang yang tumbuh tinggi dan bergoyang ditiup angin sehingga mengesankan keadaan candi itu tidak bersih dan jarang dirawat.

Pada baris keempat puisi ini yaitu “ pendatang pun manyun “ menurut saya  dari kata ini pengarang menggambarkan ekspresi para pengunjung yang datang dicandi muaro Jambi itu. Ekspresi para pengunjung ini ditujukan pada masyarakat disana yang tidak mempedulikan kebersihan dan keindahan candi tersebut, yang mana candi tersebut adalah salah satu kekayaan dan peninggalan bersejarah yang diwariskan kepada masyarakat muaro Jambi.

Di nilai dari interpretasinya puisi diatas berjudul “ CANDI MUARO JAMBI “  dari judul tersebut ada dugaan bahwa puisi ini bertema sosial, dan ada dugaan bahwa puisi ini tergolong prismatis. Karena pengarang menggunakan kata konotatif dalam isi puisinya.

Puisi ini menggambarkan keadaan candi muaro jambi yang dapat dilihat dari judulnya terlebih dahulu. Kemudian menurut analisis diatas, isi puisi ini menggambarkan bentuk candi yang tersusun dari batu bata, yang kemudian menggambarkan bahwa telah musnahnya ucapan-ucapan dan harapan-harapan indah dari para pendatang yang berkunjung kecandi itu.


Pada baris selanjutnya puisi ini menggambarkan suasana atau keadaan yang ada dicandi itu, ditumbuhi dengan rumput ilalang yang tinggi sehingga bergoyang-goyang ketika diterpa angin atau ditiup angin, ini membuat keadaan candi menjadi menjadi tidak indah. Kemudian pada baris terakhir puisi ini menggambarkan ekspresi para pengunjung yang datang kecandi itu, dengan penuh kekecewaan terhadap masyarakat disana yang tidak pernah merawat dan menjaga keindahan candi itu.

 Dari analisis dan interpretasi diatas dapat disimpulkan bahwa puisi yang berjudul “ CANDI MUARO JAMBI “ ini bertemakan sosial dan puisi ini juga dapat di golongkan kedalam puisi prismatis karena pengarang menggunakan kata konotatif yang dapat dilihat dari puisi ini dibaris kedua yaitu “ kata dan doa tertimbun “.

Puisi ini juga menggambarkan keadaan candi muaro jambi yang kurang diperhatikan keindahannya dan kebersihannya oleh masyarakat dan pemerintahannya. Sehingga membuat para pengunjung yang datang kesana dengan niat menikmati keindahan alam dan melihat peninggalan bersejarah yang berada didaerah muaro Jambi itu kecewa dan tidak semangat lagi untuk menikmati keindahan itu.

 
Contoh puisi yang bertemakan religius


DZIKIR
(Dimas Arika Mihardja)
kueja makna kata-Nya
penuh damba

siasia sembunyikan
air mata

duka dihadapan-Nya
maha sempurna

1993


Dari judul puisi diatas yaitu “ DZIKIR “ menurut saya pengarang mengambil judul ini untuk menggambarkan seseorang yang sedang melapaskan pujian-pujian terhadap Allah lewat lantunan ayat-ayat suciNya.

Pada baris pertama puisi ini yaitu “ kueja makna kataNya penuh damba “, menurut saya pengarang disini menggambarkan bahwa seseorang itu sedang membaca ayat-ayat suci seperti al-qur’an dan pujian-pujian yang ditujukan kepada Allah.

Pada baris kedua puisi ini yaitu kata “ penuh damba ”, menurut saya pengarang menggambarkan puisi iniuntuk mengungkapkan perasaan yang penuh kerinduan kepada Allah.

Pada baris ketiga puisi ini yaitu “siasia sembunyikan air mata”, menurut saya disini pengarang menggambarkan bahwa tidak ada gunanya kita menahan air mata atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, karena penyesalan selalu datang belakangan.

Pada baris keempat puisi ini yaitu “duka di hadapan-nya” menurut saya pengarang menggambarkan sosok seseorang yang menyesali segala salah dan dosanya yang selama ini dilakukannya kepada Allah.

Pada baris ke lima puisi ini yaitu “maha sempurna” disini pengarang menggambarkan bahwa Allahlah yang maha segalanya, dan suatu kesempurnaan itu hanya milik milik Allah semesta.

Dinilai dari interpretasinya puisi diatas berjudul “ DZIKIR “ dari judul puisi diatas ada dugaan bahwa puisi tersebut bertemakan religius yang bersifat keagamaan, kemudian puisi ini juga diduga tergolong diafan karena pada setiap baris yang ada didalam puisi tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

Puisi ini menggambarkan seseorang yang sedang membaca aya-ayat suci al-quran dan berdzikir memuji nama Allahnya untuk memohon ampunan atas segala perbuatan yang dilakukannya terhadap Allah, karena dia menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah semata, dalam dzikirnya dia tak kuasa menahan air mata, karena sedih yang dia rasa sangat dalam.

Dari analisis dan interpretasi diatas dapat disimpulkan bahwa puisi yang berjudul “ DZIKIR “ ini bertemakan religius karena dari judul saja sudah terarah keunsur keagamaan, dan juga puisi ini tergolong diafan karena puisi ini apabila dibaca oleh seseorang maka akan mudah mereka mengartikan maksud dari isi puisi ini.

Puisi yang berjudul “ DZIKIR “ ini menggambarkan tentang seseorang yang sedang menyesali perbuatannya,serta kesalahannya kepada Allah dan ingin memohon ampun dari Allah, dengan cara berdzikir dan membaca ayat-ayat suci Al-qur’an, sehingga dia tak kuasa untuk menahan air matanya, dia menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.


Jambi, 22 maret 2013

1 komentar: