Minggu, 17 April 2011

YENI FRANSISCA DI ANTARA "HUJAN", "MIMPI" DAN "YANG LAIN"

Catatan: Dimas Arika Mihardja



Pengantar:

Siang ini seusai mengikuti prosesi pernikahan tetangga terdekat, kembali kubuka fb. Hei, ada kiriman puisi yang menurut catatanku baru pertama kali ini dikirim ke wall saya. Sebuah nama yang tak asing, terpahat di situ: Yeni Fransisca dan menyertainya empat puisi pendek. Catatan ini kubuat mendadak, seperti kebiasaan Yeni Fransisca yang suka mendadak memberikan kejutan manis.

Pagi ini aku mendapat kejutan manis dari Yeni Fransisca berupa puisi-puisi pendek. Diam-diam aku membaca dan berusaha memaknai apa yang dipikirkan atau direnungkan oleh seorang Yeni Fransisca. Terus terang, saya selama ini belum mengenal Yeni Fransisca. Nama ini memang cukup familiar sebab acap mengacungkan jempol pada status atau puisi yang kupublish. Sebenarnya saya (jika punya bakat balas dendam), cukuplah mengacungkan jempol untuk puisi-puisi yang ditagg ke wall saya.

Semalam saya tidak bermimpi. Sungguh kebetulan Yeni Fransisca menyuguhkan "mimpi-mimpi" siang dan malamnya di tengah "hujan", dan sikap tak "peduli", melainkan hanya peduli pada yang namanya "cinta". Konsepsi mengenai cinta, pandangannya terhadap cinta itu cukup berdimensi universal dan sakral. Universal lantaran cinta itu serupa virus jingga yang menerpa hati manusia untuk saling bersetia, menjaga, dan memelihara kasih sayang di antara sesamanya.Cinta juga berdimensi sakral, sebab semua ajaran agama tentulah berbasis cinta.

Catatan ini saya buat khusus, lantaran ruang komentar pada tagging puisi "mengharamkan" ENTER, padahal saya maunya menulis cukup leluasa. Secara khusus saya buat, alih-alih ini sebagai nomor perkenalan di antara saya dan Yeni Fransisca. Saya tidak tahu persis berapa umur Yeni Fransisca, suku bangsa, etnis, atau informasi lainnya. hal ini disebabkan lantaran saya tak pernah mau memasuki dapur orang untuk sekadar melacak jejak kaki Yeni Fransisca. Saya juga tidak tahu sejak kapan ia menulis,berapa banyak karya yang ditulis, apa sajakah jenis tulisannya, namun kali ini saya membatasi hanya merespon puisi-puisi pendeknya.

Saat hujan atau menghadapi hujan, Yeni Fransisca memiliki pikiran unik dan khas, ia menyukai hujan hanya lantaran bersamanya bisa menyembunyikan (menyamarkan) air matanya. Air mata perlukah disembuyikan? Air mata perlambang suka atau duka. Suka atau duka ini tentulah personal sifatnya dan tak selalu harus menjadi konsiumsi publik. Begitulah Yeni Fransisca, yang saya tahu, disaat sakit (berduka) ia justru berbagi suka (bahagia) kepada sahabatnya bernama Ardi Nugroho yang saat itu sedang merayakan miladnya. Informasi ini, tentu saja saya peroleh dari sumber-sumber terpercaya. Hujan,bagi Yeni Fransisca seakan-akan mampu membantu "menyelamatkan" muka dari rasa duka atau bahagia.

Seperti apakah "mimpi" Yeni Fransisca saat siang atau malam? Serupa apakah "mimpi" (keinginan, harapan, cita-cita) seorang Yeni Fransisca? Ternyata ia berharap memiliki "kesetiaan" terhadap Babenya seperti kutipan "Mimpi Siang" ini:



"Tenanglah Babe, aku selalu ada untukmu"
mendadak mataku basah,
hadirmu begitu nyata.



Ternyata sosok Babe bagi Yeni Fransisca yang selalu diimpikan siang dan malam ialah Babe yang tangguh, kuat, dan penuh cinta kasih, seperti kutipan "Mimpi Malam" ini:


Dua hati sejiwa
Ataukah pertalian rasa
Lagi lagi kau datang, memberiku kekuatan
Bisikan itu kudengar lagi
"Babe, I love you so much..."
Ah, Kau membuatku tegar dan sanggup melangkah


Seorang Yeni Fransisca tidak mempedulikan sesuatu apapun kecuali cinta. Silakan baca puisi terakhir bertajuk "Yang Lain, Aku Tak Peduli". Puisi-puisi pendek yang ditulis oleh Yeni Fransisca ini tak palak lagi kaya aan aforisma-aforisma, gambaran kesan dan tanggapannya terhadap fenomena kehidupan. Fenomena kehidupan di sekelilingnya bersama keluarga (Babe--entah siapa yang dijadikan acuan Babe ini, bisa jadi seoorang ayah atau justru seorang suami). Sajak-sajak pendek gubahan Yeni Fransisca terasa lembut, namun terasa juga sesuatu yang menyentak. Sajak-sajak pendeknya telah sanggup berkomunikasi secara efektif dengan para pembacanya.


Penutup:

Demikian catatan ringkas ini, sebagai tanda perkenalan saya dengan Yeni Fransisca yang telah berkenan metagg puisi-puisinya ke wall saya. Tiada gading yang tak retak, tetapi justru lantaran keretakannyalah yang membuat nilai gading menjadi bernilai. Salam DAM, damai senantiasa. Kepada pembaca yang belum membaca puisi-puisi pendek lkarya Yeni Fransisca, berikut ini saya sertakan kutipannya, silakan mencicipi dan jika berkenan memberikan respon.



Puisi-puisi karya Yeni Fransisca:

NOTHING ELSE MATTERS

HUJAN

slalu kau tanya mengapa kusuka hujan,
karena bersamanya
aku bebas deraskan airmata
tanpa ada yang menghalanginya
tanpa malu siapapun kan tahu


MIMPI SIANG

kurasakan belaian tangan mendarat hangat di kepala
dan bisikan lembut merasuk ke dinding rasa
"Tenanglah Babe, aku selalu ada untukmu"
mendadak mataku basah,
hadirmu begitu nyata.


MIMPI SEMALAM

Dua hati sejiwa
Ataukah pertalian rasa
Lagi lagi kau datang, memberiku kekuatan
Bisikan itu kudengar lagi
"Babe, I love you so much..."
Ah, Kau membuatku tegar dan sanggup melangkah


YANG LAIN, AKU TAK PEDULI

Entah mereka mau bilang apa
Entah mereka bermain apa terhadap kita
Kita akan tetap dekat, dan selamanya saling percaya
Yang lainnya, aku tak peduli
Cinta ini milik kita



Jakarta, 16 April 2011



Salam DAM, damai senantiasa di dalam hujan, apalagi hujan cinta
Jambi, 17 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar